Susi Susanti |
Komentator BBC Barry Davies yang meliput Olimpiade sejak Olimpiade Meksiko 1968 menceritakan salah satu peristiwa paling berkesan selama 44 tahun meliput Olimpiade adalah Olimpiade Barcelona 1992 ketika Indonesia mendapat emas pertama dalam sejarah lewat Susi Susanti.
Saya baru saja selesai menjadi komentator cabang gimnastik ketika harus segera mengomentari final tunggal putri bulutangkis. Saya tak cukup punya waktu untuk pemanasan untuk menyerap semua informasi yang saya perlukan.
Craig Reddie, salah seorang yang memainkan peran penting agar bulutangkis masuk menjadi olahraga Olimpiade, menjadi rekan komentator saya.
Saya tak mempunyai kualifikasi apapun terkait bulutangkis. Namun bulutangkis bukan hal yang asing. Seperti orang lain saya juga pernah bermain, walau tidak untuk klub maupun tingkat kompetisi.
Bulutangkis menjadi bagian hidup kewartawanan saya tahun 1978. Sebuah wawancara dengan Gillian Gilks, peringkat satu putri dunia saat itu, membawa saya meliput bulutangkis di olahraga persemakmuran di Edmonton, Kanada. Sejak itu bulutangkis menjadi salah satu cabang yang rutin saya komentari.
Untuk Barcelona saya beruntung ditemani oleh Craig, seorang pakar bulutangkis, mantan presiden asosiasi bulutangkis dunia dan anggota Komite Olimpiade Internasional dari Inggris.
Ia sangat ingin badminton yang baru untuk pertama kalinya dipertandingkan di Olimpiade ini menuai sukses. Sebelum pertandingan dimulai dan kami baru saja duduk di kursi komentator, ia dalam penilaian saya sudah 30% tidak bisa menguasai diri. Terlalu campur aduk perasaannya.
Dan dihadapan kami tampil bintang putri Indonesia setinggi 165 cm, Susi Susanti. Ia sepertinya tak terbendung untuk meraih kemenangan gemilang.
Semakin lama pertandingan berlangsung, Craig semakin tak bisa menguasai diri. Dalam beberapa hal saya mencoba untuk menarik dirinya agar lebih berjarak dalam melihat pertandingan. Saya ingin ia menjelaskan kepada kami dan pemirsa mengapa Susi Susanti unggul dari pemain Korea yang menjadi lawannya.
Kalau mengingat saat itu, Craig selalu mengatakan bahwa saya memberinya catatan kecil bertuliskan ''taktik'' dan kata makian, untuk mengingatkan bahwa kita berdua menjadi komentator. Saya tidak ingat menulis kata makian itu, tetapi saya memang mengingatkannya untuk tidak menjadi terlibat secara emosional.
Namun pada akhirnya saya sama terlibatnya seperti dia. Semua orang, bukan saya saja. Susi memenangkan emas Olimpiade pertama dalam sejarah untuk Indonesia. Reaksi di dalam gedung susah digambarkan (dan begitupun di Indonesia).
Atmosfir di dalam gedung itu yang melekat dalam benak saya. Sebelum pertandingan selesai, penonton bisa mengikuti bahwa Susi unggul dan akan menang. Bendungan seperti jebol sebelum air bah benar-benar melanda.
Reaksinya ketika kemenangan teraih..........susah sekali dijelaskan. Olahraga ini dipertandingkan secara kompetitif di Inggris, tetapi Anda tak akan pernah melihat kegegapgempitaan seperti itu.
Itulah yang harus diingat orang tentang Olimpiade: setiap negara mempunyai olahraga kegemaran. Dan bagi Indonesia, olahraga itu jelas bulutangkis.
Sumber: BBC Indonesia
0 comments:
Post a Comment